Minggu, 30 April 2017

MUTIARA HIKMAH



              MUTIARA HIKMAH SYAIKUL KUTUB

Fatwa ini di sampaikan oleh: KH. M. Abdul Ghufron Al-Bantani pada tahun 2015 setelah kejadian Muktamar NU di Jombang.



Assalamualaikum. Wr. Wb



          Ajaran Ahlussunah Waljamaah adalah ajaran yang murni, dengan bersandar kepada Al-Qur’an, Hadist, Ijma’ dan Qiyas. Melalui konsep-konsep serta Aqidah-aqidah yang dibawa oleh Rasululloh SAW. Sahabat, Tabi’in, Tabiut Tabi’in sampai Para ‘Ulama. Dengan perjuangan-perjuangan yang tentunya tidak mudah, melalui Tafakkur serta Riyadhohnya para Wali dan ‘Ulama, sehingga lahirlah Organisasi NU yang kita kenal sampai saat ini sebagai organisasi dengan penganut terbesar di Indonesia hingga sampai ke mancanegara. Gerakan mereka sangat mulia, mengenalkan dan memberikan Ilmu Agama yang sebenarnya kepada masyarakat, mengembalikan kembali keutuhan Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia dari tangan Penjajah.


     Tapi saat ini NU hanyalah tunggangan untuk kepentingan-kepentingan pribadi, mengatas namakan Ahlussunah waljamaah demi merauk keuntungan dan pengikut yang setia, menggunakan Foto-foto dan poster-poster para ‘Ulama untuk kepentingan Partai. Sampai-sampai warga Nahdliyyin pun saling tawuran bahkan pembunuhan hanya ingin tercapainya maksud dan tujuan mereka, Apakah engkau termasuk dari golongan tersebut.? mudah-mudah kita tidak termasuk dalam golongan tersebut.


      Pondok Pesantren merupakan wadah keislaman yang mencetak Jiwa islami yang berkarakter, seyogyanya marilah kita saling menyambung Silaturrahmi dan Bersatu seperti yang telah di ajarkan oleh Rasululloh, Sahabat, Para Imam, Para Wali-wali Allah dan orang-orang Sholihin dengan menjunjung tinggi Ukhuwwah Islamiyyah Ahlussunah Waljamaah. dan kita juga harus ingat Pejuang-pejuang Agama yang telah merintis Ilmu-ilmu ketuhanan dan melestarikan kitab kuning seperti Syekh Ahmad Khotib Sambas, Syekh Nawawi Al-Banteni, Syekh Abdul Karim Al-Banteni, Syekh Asnawi Caringin dan Syekh Hasan Armin (Abuya Mama Armin) Al-Banteni. dan Ulama-ulam kitab Kuning lainnya seperti Syekh Yusuf Al-Makasari, Syekh Mahfudz At-Tarmasi. Syekh Abdussomad Al-Palimbani, Syekh Arsyad Al-Banjari, Syekh Ihsan Jempis Kediri dan Syekh Yasin Al-Fadani.


        Ulama harus diberi apresiasi yang tinggi oleh semua Kalangan, karena merekalah engkau menjadi seseorang yang berpotensi di dunia islam, memberikan makna-makna kehidupan yang berlandaskan atas kemampuan spiritual keagamaan. merajut moral masyarakat dengan Akhlaqul Karimah suritauladan yang telah diwariskan oleh Rasululloh kepada kita semua, tanpa mereka kita Buta, tanpa mereka kita sesat, tanpa mereka kita terjerumus dalam jurang kenistaan dan jauh dari Keridhoan Allah. Do'a ku menyertaimu wahai Para Wali-walinya Allah.

       Kita Bangsa Indonesia harus bisa mengingatkan para pahlawan Nasional. para Pahlawan Nasional ini jangan sampai di permainkan. karena di Indonesia banyak sekali suku-suku dan berbagai macam budaya warisan nenek moyang kita, makanya harus kita jaga kelestariannya sebagai bangsa yang selalu ingat terhadap negaranya sendiri, jangan di sia-siakan, ingatlah nenek moyang yang telah memperjaungkan Nusantara untuk menyelamatkan Tanah Air. daripada itu generasi-generasi penerus janganlah engkau menjadi pejuang Narkoba, Pejuang Korupsi karena itulah penghianat Bangsa, Agama dan Negara. Ingatlah...! jangan lupakan sejarah, yaitu para pejuang Indonesia Bhinneka Tunggal Ika, Merah Putih dan Pancasila. kita bisa hidup di negara Indonesia ini bukanlahlah warisan tapi semata-mata ini adalah hasil tumpah darah para pejuang. wahai Pemuda Pemudi Indonesia, Ingatlah...! kembalilah kepada Tuhan yang Maha Esa, janganlah sombong, serakah dan munafik. marilah kita persatukan Ulama dan Umaro. kami yakin, kami sadar bahwa Suku-suku dan Pulau-pulau di Indonesia adalah Rahmat yang harus di selamatkan. jangan menjadi orang yang tidak berguna.

        Kami mengungkapkan isi tulisan ini bukan semata-mata ingin menjadi seorang pemimpin, akan tetapi mengajak bersama-sama dan bersatu kepada Fitrahnya indonesia. Pondok Pesantren yang ada di Indonesia ini, kita harus bersatu dan kebersamaan, Pondok pesantren yang ada di Indonesia Bhinneka Tunggal Ika, harus sesuai dengan kitab kuning, para Ulama yang sudah berjuang jiwa raga untuk bangsa dan agama. bahwa pesantren harus kebersamaan tolong menolong, gotong royong dan saling silaturrahmi. kita harus betul-betul menjaga fitrahnya pesantren dan kitab kuning. penerus Pondok Pesantren dari sabang sampai meraoke, kita harus mengingat sejarah keyakinan tuntunan Rasululloh SAW. Pesantren harus memberi contoh dengan saling Bersilaturrahmi yang di ajarakan Ulama nusantara seperti : Syekh Ahmad khotib Sambas, Syekh Nawawi Al-Banteni, Saikhona Kholil Bangkalan, KH. Hasyim Asy'ari, KH. Hasan Armin dan Ulama-ulama lainnya.

           Kita semua di dunia ini tidak ada yang kaya miskin sama saja. mari kita berjuang untuk Bhinneka Tunggal Ika. kami bersyukur pada Allah SWT, karena Indonesia masih penuh dengan Pesantren yang berilmu, beragama dan Akhlaqul Karimah. mari kita selamatkan Indonesia agar supaya makmur, Indonesia adalah merah Putih, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika. saya berdo'a para Ulama bisa bersatu kembali memegang amanah Rasulullah SAW.

             Saya menulis ini bukan untuk mencari ketenaran, menjadi pemimpin atau menjadi pahlawan, Tidak.....tapi untuk menyatukan dan mengingatkan. Ulama harus menjadi pelayan umat yang harus Lillahi Ta'ala. Ingatlah...! sejarah Wali Songo dan Ulama gudangnya ilmu dan pengarang-pengarang kitab yang ada di Nusantara ini, mereka telah berjuang. kita harus menyelamatkan bangsa dan agama. Pesantren menjadi teladan masyarakat, kita jangan sampai lupa Tokoh-tokoh Ulama, Pahlawan yang ada di Indonesia. kita doakan bahwa mereka orang yang berjasa.

            1. KH. M. Abdul Ghufron Al-Banteni
            2. Syekh Ahmad Khotib Sambas
            3. Syekh Nawawi Al-Banteni
            4. KH. Hasan Armin (Abuya Mama Armin) Al-Banteni
            5. Syaikhona Kholil Bangkalan
            6. KH. Hasyim Asy'ari

         Kisah-kisah bangsa kita Indonesia, kita harus membangun Negara ini, membangun jasmani dan rohani, biarpun suku-suku manapun, itu saudara kita , biar agama manapun saudara kita, kita mengingati bangsa Indonesia, kebudayaan harus di lestarikan, jangan di lupakan, sejarah nenek moyang kita, bahasa dan seninya, karena mereka berjuang dengan bersatu itulah Indonesia. Kita jangan merasa pintar, jangan merasa kaya, jangan merasa miskin, semua manusia akan kembali kepada Tuhan Maha Esa, jangan menakuti rakyat, karena rakyat harus di kasih ilmu yang benar-benar, sehingga saya yakin bahwa rakyat, umaro, ulama dan seluruh agama,akan mendapat keberkahan, kita harus mengingatkan, bahwa Indonesia harus di abadikan, serta lintas agama harus dijalankan di Indonesia ini. Putra-putri, anak-anak bangsa, sebagai penerus jangan mengaku-ngaku seorang ulama, mengaku-ngaku umaro, mengaku-ngaku orang kaya, mengaku-ngaku orang pintar. Ternyata semua menghancurkan Republik ini. Kita harus sadar, kita harus menyadari dan semua manusia yang ada di dunia ini akan kembali kepada Tuhan yang Maha Esa. Mari kita bangun Indonesia ini, jangan di kotori, takut menjadi bencana. Bencana moral, bencana alam,dan beraneka ragam bencana, kita harus menyelamatkan rakyat Indonesia. Dan semua kita doakan, mari agar Indonesia ini tentram, damai sentosa, makmur dunia akirat. Dan semua pesantren harus mengingati upacara bendera setiap hari senin, kita harus malu jika tidak mengingati Indonesia raya, Pancasila, merah putih, jangan sampai di lupakan. Pesantren di manapun harus mengadakan upacara pengibaran bendera merah putih, karena itu, kita mengingatkan, menyelamatkan bangsa, agama, dan Negara ini, itulah Republik Indonesia.

Wassalamualaikum. Wr. Wb




Sabtu, 27 April 2013

BIOGRAFI PENGASUH PONDOK PESANTREN “UNIQ”


BIOGRAFI
PENGASUH PONDOK PESANTREN “UNIQ”
KH. M. ABDUL GHUFRON AL-BANTENI





Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum. Wr. Wb


Terjemah Asyekh maulana Marrotan Tsaniyah (Guru besar Abad ke 2 setelah Syekh nawai Al-Banteni) KH. Muhammad Abdul Ghufron Al-Banteni Al-Jawi

Segala puji bagi Allah yang menunjukan hambanya ke jalan yang benar, dan saya bersaksi tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah SWT. Yang maha pemurah lagi maha pemberi, dan saya bersaksi sesunggguhnya junjungan kita Nabi besar Muhammmad SAW. Sebagai utusan Allah yaitu hamba yang diberikan Ilmu Hikmah, dan kefashihan berbicara. Sholawat serta salam dan barokahnya semoga terlimpah curahkan kepadanya, dan para Ahlul Bait, para sahabat dan siapa saja yang menghidupkan ilmu agama sampai hari kiamat. Amin

Amma ba’du: ini adalah intisari sejarah kehidupan beliau “KH. Muhammad Abdul Ghufron dan Gurunya yang bernama  KH. Muhammad Hasan Armin (Abuya Mama Armin) Cibuntu-Pandeglang-Banten. Semoga Allah memberikan rahmad bagi keduanya didunia maupun diakhirat. Tujuan penulisan ini tiada lain supaya para pembaca mengetahuai dan menjadi sadar, hanya kepada Allah lah kami minta pertolongan.

Beliau adalah orang alim yang mengamalkan ilmunya dan termasuk salah satu pemimpin orang ‘Arif  billah,  dan menjadi pemimpin (Mursyid) Thoriqoh “Qodiriyah Wannaqsabandiyah” Banten, disamping itu beliau ahli dalam bidang 4 madzhab ”Madzahibul Arba’ah”. Dan orang yang sempurna ilmunya dhohir maupun bathin (Syari’at maupun Hakikat). Beliau sendiri mampu menguasai seluruh bahasa termasuk diantaranya :

              1. Bahasa Ajam (Non Arab
              2. Bahasa Suryani dan
              3. Bahasa Ibrani
              4. Bahasa seluruh Burung
              5. Bahasa Binatang Buas

                Menurut literatur biografinya yang nanti akan diterangkan bahwasanya beliau termasuk orang-orang yang menghidupkan ilmu agama dan menyebarkan ilmu ke seluruh penjuru dan pelosok tanah air dengan adanya beberapa cabang, yang mana sebaik-baik kebajikan adalah menyebarkan ilmu dan mengamalkanya, dengan sebab itulah dunia dan akhirat berdiri tegak. Beliaupun menjadi hujjah didalam agama, Thoriqoh dan Tasawuf. Beliau juga mampu mengumpulkan semua Ilmu, dan memberikan penjelasan dengan fatwanya yang mudah dicerna dengan akal yang berdasarkan Al-Qur’an dan hadist. Memang demikaian umumnya Ulama’ zaman dahulu (Salafussholih), mereka laksana singa yang bersembunyi di belantara, bahkan beliau sangat gigih dalam mencari ilmu, sehingga setiap Ilmu yang beliau tekuni dan pelajari tidak akan pernah puas sebelum mencapai makna hakikinya. Pada zamanya setiap orang yang berselisih mampu beliau damaikan, beliaupun mampu memadamkan kobaran api bid’ah (dholalah) yang mana pada masanya, para Ulama’ tidak mampu memadamkanya. Keberanian beliau diumpamakan singa yang menundukan semua hewan buas. Beliau bagaikan cahaya bulan purnama yang menjadi petunjuk dalam kehidupan. Dan menjadi  rujukan ummat manusia dengan sebab keagungan Ilmunya. Bahkan beliau umpamakan batu permata yang tertata rapi yang menyilaukan pandangan mata, beliau mendidik umat untuk meluruskan jalannya para ulama yang menyimpang dari tatanan Baginda Rasulallah SAW, yang lebih dibutuhkan untuk penerang dalam kegelapan, setiap fatwanya umpamakan tetesan air yang membawa kesuburan, dan ruhul jihadnya beliau untuk memperjuangkan agama sangat kuat baik dengan ucapan, perbuatan  dan perilaku ( Aqwal, Af’al dan Ahwal) sehingga agama menjadi tegak tanpa adanya pertumpahan darah berdasarkan tauhid berpegang teguh dengan tali Allah, ini adalah sifat kewaro’an yang tertancap dalam hati beliau, bahkan beliau berkholwat tiada lain hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah sebagai bukti ketaatannya, disamping itu beliau rela meninggalkan dunia dibelakang punggungnya dan menghadap akhirat dengan hati ikhlas, ridho dhohir maupun bathinnya

           I.    Kelahiran beliau

Beliau di lahirkan di daerah Cibadak-Bandung bertepatan pada tanggal 25 Desember 1963 M. Dengan nama lengkap MUHAMMAD ABDUL GHUFRON BIN H. ENDANG MUSTHOFA. Pada mulanya beliau belajar kepada Abuya Mama Armin mengenai beberapa fan Ilmu yang berhubungan dengan Furu’ atau Usul. Akan tetapi suluknya bermula ketika beliau dikubur secara hidup-hidup selama 40 hari. Setelah itu Abuya Mama Armin berwasiat kepadanya “Sebelum engkau mampu menyelamatkan dunia akhirat, jangan sekali kali engkau menginjak Banten”. Pesan Abuya Mama Armin selalu terngiang ditelinganya “bila engkau membuka pondok pesantren, jangan meminta upah”. Disamping itu beliau (Abuya Mama Armin) memberikan 3 wasiat kepadanya :

Ø  Berdzikir
Ø  Berfikir
Ø  Bersungguh sungguh dalam memperjuangkan agama Allah

Tidak lama kemudian beliau meninggalkan pesantren cibuntu dengann tujuan musafir berdasarkan petunjuk Allah dan Rasulnya. Sebelum kepergianya beliau dibaiat oleh Gurunya (KH. Muhammad Hasan Armin/Abuya Mama Armin) dan disaksikan 7 Ulama’. Mengenai Thoriqoh Qodiriyah Wannaqsabandiyah dengan cara lisan, sedangkan yang lainya melalui tulisan. Dan beliau adalah satunya-satunya yang diwarisi ilmu hikmah.


             II.  Perilaku KH. Hasan Amin (Abuya Mama Armin)

Menurut cerita bahwasanya Abuya Mama Armin adalah orang fakir, Sholeh, dan sangat alim dalam ilmu akhirat. disamping itu Abuya Mama Armin ahli dalam bidang ilmu dan amal, yang masyhur dengan sebutan ulama’ hikmah di daerah pandeglang banten. beliau adalah mursyid "Thoriqoh Qodiriyah Wannaqsabandiyah", bahkan beliau (Abuya Mama Armin) termasuk ulama’ yang mempunyai banyak karomah (Khowariqul ‘Adat). Semasa hidupnya belia (Abuya Mama Armin) tidak pernah makan, minum, tidur melainkan kebutuhan saja.                                                                                                

III. Wafatnya KH. Hasan Amin (Abuya Mama Armin)

KH. Hasan Amin (Abuya Mama Armin) Wafat pada tahun 1409 H bertepatan pada tahun 1988 M. Dan beliau dimakamkan didaerah banten disekitar masjid jami’ pondok pesantren cibuntu, bahkan sampai sekarang makamnya banyak dikunjungi para peziarah dengan tujuan tabarrukan watawassulan.

Demikian sekilas sejarah pengasuh pondok pesantren “UNIQ” (KH. Muhammad Abdul Ghufron) dengan Gurunya yang bernama KH. Hasan Amin (Abuya Mama Armin). Mudah mudahan menjadi suri tauladan kita semua. Amin Ya Robbal ‘Alamin.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.




Pengasuh YPP “UNIQ”
KH. M. ABDUL GHUFRON AL-BANTANI


                      
Sekretriat :
Ø  Jl. Petukangan Gg. VIII/09
Kel. Ampel, Kec. Semampir – Surabaya 60151
Jawa Timur
Telp: 081 357 144 776

Ø  Jl. Dulamin Rt/Rw.01/01
Kel. Pamotan, Kec. Dampit – Malang 65181
Jawa Timur
Telp: 085 258 203 814
         081 233 950 111